Kopi ditetapkan sebagai komoditas unggulan oleh pemerintah provinsi Bengkulu bukan tanpa alasan. Kopi dari hasil perkebunan rakyat ini sudah menjadi sumber pencarian pokok masyarakat Bengkulu lebih dari 64.645 petani/KK secara turun temurun (2015, DTPHP Provinsi Bengkulu). Jika dikembangkan lebih baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani kopi Bengkulu mulai dari hulu hingga hilir.
Bengkulu menghasilkan 88.8861 ton/ tahun kopi Robusta. Sementara Sumatera Selatan 147.000 ton/ tahun, Lampung 131.854 ton/ tahun, dan Sumatera Utara 60, 758 ton/ tahun sementara Jawa Timur 61.337 ton/ tahun. Bengkulu masuk 5 daerah pengahasil kopi terbesar di Indonesia.
Sementara Indonesia sendiri berada pada peringkat ke-4 terbesar penghasil kopi di dunia di bawah Brazil, Vietnam dan Colombia (Data 2016: katadata.co.id, ico.org, pertanian.go.id, Liputan6.com dan Kementan 2018)..
Jika ditinjau dari kontribusi produksi kopi nasional, provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah sentra produksi kopi Robusta di Indonesia yang memiliki peran cukup penting, baik sebagai sumber pendapatan utama petani maupun sumber devisa negara (2018, Laporan Kajian Dasar (Baseline Study) Pengelolaan Potensi Perkebunan Komoditas Kopi di Provinsi Bengkulu). Kopi Robusta Bengkulu cukup dikenal dikarenakan citarasa yang khas karena didukung dengan tingkat kesuburan tanah yang pada umumnya berupa tanah vulkanik dan kondisi iklim yang sangat mendukung.